MataWarga.co.id – Wilayah Indonesia bagian Timur memang terkenal dengan destinasi wisata alam nan eksotis, mulai dari pulau-pulau, pantai, perbukitan, air terjun, danau, hingga kampung adat yang masih melestarikan tradisi leluhur.
Di Nusa Tenggara Timur (NTT) saja, ada beberapa pulau yang populer di kalangan wisatawan seperti Flores, Sumba, Alor, Rote, Komodo, Timor, dan Adonara.
Dari sekian banyak tempat yang dapat dikunjungi, di NTT juga ada Kabupaten Lembata yang menawarkan destinasi wisata mulai dari kawasan kampung nelayan, bukit doa, gunung api, sampai dapur alam yang unik.
Lembata sendiri merupakan sebuah pulau gugusan Kepulauan Solor yang lokasinya berada di antara Flores Timur dan Alor. Sebelum terkenal dengan nama Lembata, daerah ini lebih dulu populer dengan sebutan Lomblen. Jarak ke Lembata sendiri sekitar 13 jam dari ibukota NTT yaitu Kupang.
Meski lokasinya memang tergolong jauh, tetapi destinasi wisata di Lembata juga tak kalah indah dari tempat-tempat lain di NTT. Berikut beberapa tempat yang wajib Anda kunjungi bila berkesempatan liburan ke Lembata.
Berikut Beberapa Destinasi Wisata Di Lembata.
Kampung Penangkap Ikan Paus (Kampung Lamalera).
Kampung Lamalera berada di Kecamatan Lamalera dan lokasinya diapit oleh Tanjung Vovolatu dan Tanjung Nubivutun. Lamalera sendiri merupakan daerah gersang yang terdiri dari bebatuan dan di pantainya pun terdapat tebing batu cadas dengan sedikit area pantai berpasir. Daya tarik dari kampung ini memang bukan area pantainya, tetapi kebiasaan warga desanya dalam memburu paus.

Lamalera memang dikenal sebagai desa pemburu paus dan sudah ada sejak abad ke-17. Kegiatan berburu paus menggunakan peralatan tradisional, mulai dari peledang atau perahu layar tanpa mesin dan tempuling atau tombak bambu yang ujungnya dari besi untuk menikam buruan.
Masyarakat mengenal musim tangkap ikan yang disebut Lewa dan biasa dilaksanakan pada bulan Mei. Ketika musim Lewa tiba, masyarakat akan menangkap Ikan Paus, Ikan Pari, dan Ikan Lumba-Lumba. Untuk Ikan Paus Biru menjadi spesies yang tidak boleh diburu ole masyarakat Lamalera demi menjaga kelestarian mamalia laut yang langka. Penangkapan ikan pun memang bukan dalam skala besar dan daging tangkapan biasa dikonsumsi atau ditukar dengan bahan pangan.
Sebelum berburu, masyarakat akan melakukan upacara adat “Toba Nama Fata” dan misa Leva dengan tradisi agama Katolik untuk meminta restu kepada Tuhan atas musim Lewa yang akan tiba.
Tradisi berburu Paus ini memang sudah dilakukan sejak zaman dahulu kala dan ciri khas dari nelayan Lamalera sendiri adalah menangkap ikan-ikan besar. Kegiatan tersebut kemudian turun-temurun dan melekat pada kehidupan masyarakat yang memang kebanyakan berprofesi sebagai Nelayan.
Pantai Pasir Putih Bean
Pantai Bean merupakan surga bagi para wisatawan domestik dan mancanegara. Tatkala cahaya matahari retak di horison langit barat, Bean menyuguhkan panaroma alam nan indah. Pantai ini diyakini sebagai Firdaus terakhir ini seolah menguak rahasia keagungan Tuhan atas tanah Lembata.

Pantai ini terletak di ujung Pulau Lembata, berhadapan langsung dengan Pulau Alor tepatnya di desa Bean, Kecamatan Buyasuri dengan jarak tempuh 82 km dari kota Lewoleba.
Keindahan Pantai Bean tak diragukan lagi, hamparan pasir putih dan deburan ombak sangat memanjakan mata penikmat wisata Bahari. Bahkn ada wisatawan asing yang mengatakan Pantai Bean adalah duplikat dari Phuket di Thailand Selatan.
Pantai Pasir Putih Bean merupakan pantai pasir putih yang unik dalam bentuk kristal-krsital halus yang membentang dari barat ke timur sejauh 4 – 5 km dengan ombak laut yang bergulung terus menerus dan pecah secara teratur. Sangat cocok untuk berselancar maupun surfing. Pantainya yang cukup landai dan aman/tenang bagi pengunjung yang ingin berekreasi pantai.
Panas Bumi Batuwawer (Dapur Alam)
Masyarakat setempat menyebut Panas Bumi Watuwawer dengan nama Dapur Alam. Disebut dapur karena area ini memiliki semburan uap panas yang keluar dari lubang-lubang di tanah. Oleh masyarakat setempat, lubang-lubang beruap itu sering digunakan untuk mematangkan makanan seperti ubi, kacang, pisang, dan lainnya.

Tak perlu menggunakan oven atau alat pembakaran lain, makanan yang ingin dimasak tinggal ditaruh di wadah dan disimpan di lubang-lubang sampai matang. Dari keunikan inilah yang membuat Panas Bumi Watuwawer banyak dikunjungi wisatawan yang penasaran.
Warga desa Watuwawer Kecamatan Atadei Kabupaten Lembata Nusa Tengara Timur (NTT) yang berada di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur menjadikan Dapur Alam Watuwawer sebagai destinasi wisata. Memasak dengan menggunakan gas alam yang keluar dari lubang-lubang pada tanah dan tanpa adanya api sedikitpun, warga dapat memasak makanan hingga matang. Keunikannya ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang penasaran dengan keajaiban alam tersebut.
Hamparan kosong tanah dan bebatuan banyak lubang dilokasi menjadi tanda telah masuk kawasan dapur alam dikampung Atakore desa Watuwawer Kecamatan Atadei Kabupaten Lembata Nusa Tengara Timur (NTT). Disini akan nampak uapan gas alam dari dalam tanah yang keluar dari lubang-lubang yang tersebar. Lubang-lubang tersebut sering digunakan warga untuk memasak.
Dari dalam tanah yang belubang akan ada bunyi-bunyi seperti air mendidih, cara memasaknya juga unik. Lubang-lubang pada tanah sebagai tungku (kompor) untuk memasak. Sementara uap yang panas sebagai sumber energi untuk mematangkan masakan. Makanan akan terasa lebih lembut karna dari gas alam alami.
Pantai Dan Bukit Wade
Apabila menikmati nuansa wisata alam dengan keindahan pantai dan bukit sekaligus, maka Pantai dan Bukit Wade menjadi destinasi yang perlu dikunjungi.

Pantai Wade di Leragere, tepatnya di Desa Balurebong, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Selain dengan keindahan pantainya, dilokasi ini, juga langsung berhadapan dengan bukit.
Dari atas Bukit Wade. Kita bisa merasakan berada diketinggian dengan dikelilingi bebukitan dan laut dibawahnya. Tempat ini menjadi spot foto yang sangat memanjakan mata.
Pantai Waijarang
Pantai Waijarang terletak di Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan. Pasir putih yang terbentang luas dihiasi riakan ombak yang agak keras memecah bibir pantai menjadi obyek tersendiri.
Di pantai Waijarang para pengunjung dapat menikmati wisata pantai seperti ski air, berenang, berjemur, camping, volly pantai, bola kaki dan hiking. Penduduk Waijarang juga sering mengadakan atraksi-atraksi budaya untuk menghibur para pengunjung.
Tidak hanya itu, keindahan panorama pantai didukung dengan pemandangan bukit-bukit yang indah dan selat Boleng yang membatasi dua pulau yaitu Lembata dan Adonara. Hutan bakau juga menyajikan pesona hijau yang serasi dengan laut biru. Letaknya yang strategis menjadikan pantai Waijarang menjadi salah satu unggulan di Pulau ini.
Pantai Waijarang berhadapan langsung dengan Pulau Adonara, dibatasi lautan dengan pemandangan indah, merupakan salah satu alternatif wisata pantai terbaik di Lembata.
Jaraknya relatif dekat dari Kota Lewoleba ke arah barat sekitar sepuluh kilometer dengan kondisi jalan aspal. Meskipun sebagiannya sudah berlubang, tetapi bisa ditempuh sekitar 25-30 menit menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Keindahan pantai Pasir Putih, laut yang bersih dan ombak pantai relatif keras menjadikan tempat ini diminati pengunjung.
Tidak hanya bisa menikmati keindahan pantai, dengan berjalan satu kilometer dari pantai Waijarang kita bisa menikmati gugusan pulau-pulau dari atas bukit Waijarang, keindahan pulau Adonara dengan gunung Bolengnya, Alor dan gunung Ile Ape, dari atas bukit ini kita juga bisa menikmati hamparan perahu-perahu nelayan, semua panorama ini menjadi daya tarik luar biasa untuk kenikmatan mata memandang.